TURUT MEMBANGUN INDONESIA, MENJAGA NEGERI
News  

Para Peneliti Menemukan Adanya Salah Diagnosis antara Gejala Demensia dengan Sakit Hati

Ilustrasi terkena demansia

FSPTSI-KSPSI.com. Peneliti menemukan bahwa beberapa orang yang mengalami gejala penurunan kognitif sebenarnya memiliki kondisi hati yang dapat diobati yang dapat menyebabkan gejala seperti demensia.

Mendiagnosis demensia dapat menjadi proses yang menantang. Penyedia layanan kesehatan umumnya meninjau riwayat medis dan keluarga seseorang, mengajukan pertanyaan tentang gejala, dan memesan tes kognitif dan pemindaian otak untuk menentukan apakah orang tersebut memang menderita demensia.

Namun, beberapa masalah kesehatan dapat menyebabkan demensia atau gejala seperti demensia, termasuk hidrosefalus tekanan normal, penggunaan alkohol berlebihan, dan depresi. Ketika kondisi ini didiagnosis dan diobati dengan tepat, gejala kognitif dapat hilang.

Peneliti menemukan bahwa beberapa orang yang mengalami gejala penurunan kognitif sebenarnya memiliki kondisi hati yang dapat diobati yang dapat menyebabkan gejala seperti demensia.

Mendiagnosis demensia dapat menjadi proses yang menantang. Penyedia layanan kesehatan umumnya meninjau riwayat medis dan keluarga seseorang, mengajukan pertanyaan tentang gejala, dan memesan tes kognitif dan pemindaian otak untuk menentukan apakah orang tersebut memang menderita demensia.

Namun, beberapa masalah kesehatan dapat menyebabkan demensia atau gejala seperti demensia, termasuk hidrosefalus tekanan normal, penggunaan alkohol berlebihan, dan depresi. Ketika kondisi ini didiagnosis dan diobati dengan tepat, gejala kognitif dapat hilang.

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa kondisi lain yang umum namun tidak terlihat yang berhubungan dengan hati mungkin menjadi alasan di balik gejala demensia pada beberapa orang. Para peneliti mengatakan masalah kognitif ini dapat berhenti atau bahkan pulih setelah masalah tersebut diidentifikasi dan diobati.

Apakah ini penyakit hati atau demensia?

Penelitian sebelumnya yang melibatkan 177.422 veteran yang didiagnosis dengan demensia menemukan bahwa 5 hingga 10% memiliki sirosis hati dan kondisi terkait yang dapat menyebabkan gejala seperti demensia yang disebut ensefalopati hepatik.

Temuan studi pertama mendorong para peneliti untuk menindaklanjuti dengan studi lain yang menggunakan individu non-veteran untuk melihat apakah hasil yang sama terjadi pada populasi umum.

Studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Medicine ini melibatkan 68.807 peserta non-veteran yang didiagnosis dengan demensia antara tahun 2009 dan 2019. Tidak ada peserta yang memiliki riwayat sirosis hati.

Gejala dan pengobatan sirosis

Para peneliti menemukan bahwa beberapa orang yang mengalami gejala penurunan kognitif sebenarnya memiliki kondisi hati yang dapat diobati yang dapat menyebabkan gejala seperti demensia.

Mendiagnosis demensia bisa menjadi proses yang menantang. Penyedia layanan kesehatan umumnya meninjau riwayat medis dan keluarga seseorang, mengajukan pertanyaan tentang gejala, dan meminta tes kognitif serta pemindaian otak untuk menentukan apakah orang tersebut memang menderita demensia.

Namun, beberapa masalah kesehatan dapat menyebabkan demensia atau gejala seperti demensia, termasuk hidrosefalus tekanan normal, konsumsi alkohol berlebihan, dan depresi. Ketika kondisi ini didiagnosis dan diobati dengan tepat, gejala kognitif dapat menghilang.

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa kondisi lain yang umum namun tidak terlihat yang berhubungan dengan hati mungkin menjadi alasan di balik gejala demensia pada beberapa orang. Para peneliti mengatakan masalah kognitif ini dapat berhenti atau bahkan pulih setelah masalah tersebut diidentifikasi dan diobati.